Aku merenung menyendiri di sudut
ruang yang tak ada seberkas cahaya ini..
Mencoba mengingat gadis kecil yang lemah itu..
Mengingat senyumnya..
Mengingat semua kenangan yang pernah kulalui bersamanya ..
Mengingat semua tentangnya..
Aku masih tetap mecoba mengingatnya..
Mengingat setiap lekukan wajah
gadis itu..
Dimatanya yang sendu itu seolah menceritakan semua kepedihan
yang ada didalam hidupnya yang kelabu itu..
Disudut pelupuk matanya itu juga selalu menceritakan..
Tentang bagaimana ia menahan air mata..
Tentang bagaimana ia menahan tangis diatas senyuman indahnya
yang bagaikan sinar mentari itu..
Masih kupahami bibir manis gadis kecil yang lemah itu..
Di bibir manisnya itu seolah penuh kata yang tak terucap..
Seakan mengisyaratkan ada bara api yang
menginginkannya ‘tuk berteriak..
Namun ia seolah tak mampu mengeluarkan
kata-kata itu..
Seolah rahangnya terkatup untuk menceritakan dilema dalam hidupnya yang penuh penantian yang tak pasti itu..
Masih kuingat lagi, saat aku menggenggam tangan gadis kecil yang
lemah itu..
Di telapak tangannya itu seolah ada cerita..
Cerita tentang pengharapan yang tak pernah pupus..
Cerita tentang bagaimana ia bertahan
demi memperjuangkan apa yang selama ini ia percaya untuk ia genggam dan perjuangkan hingga akhir penantian..
Yang entah kapan penantian itu berakhir..
Namun sayang, oh begitu malang..
Meskipun telapak tangannya mengisyaratkan kekuatan yang tak akan goyah..
Genggamannya tak bisa menipuku bahwa ia hanyalah sesosok gadis kecil lemah yang butuh kehangatan..
Genggamannya begitu kuat seperti ada pengharapan..
Tapi, nyatanya ia tetap rapuh.. Amat
rapuh..
Ia terlihat lemah layaknya kupu-kupu bagi orang lain..
Tapi, tetap saja ia lemah seperti.. Kaca
yang retak..
Kubiarkan ia berjalan sendiri dalam hidupnya..
Berharap ia akan selalu kuat dalam badai
apapun..
Namun sayang, aku salah..
Ternyata, ia tersesat dan tak tau arah jalan hidupnya yang kelabu itu..
Layaknya debu, yang hanya bisa mengikuti arah angin ketika dihembuskan..
Tak mampu kembali ataupun bertahan ..
Aku mencoba kembali membuka mata hati pada gadis kecil itu,
Yang baru kusadari begitu lama tertutup
kepada gadis kecil yang butuh jiwaku ini..
Kini, aku melihat matanya yang sendu itu..
Mata itu sedang menatap langit biru di
angkasa biru itu..
Disudut pelupuk matanya itu kulihat
butiran-butiran bening yang keluar
Tanpa mengeluarkan sepatah katapun ..
Kulihat tangannya mencoba menyeka, namun tetap tak sanggup
menghapus butiran-
butiran tersebut..
butiran tersebut..
Lalu ia memandang langit diatas, seakan memohon..
Memohon akan datangnya hujan menghampiri tanah yang sedah ia pijakki itu..
Berharap hujan juga menghampirinya, turun dan membasahi jiwa dan raganya
yang lemah itu agar bisa turut membawa seluruh tangisnya yang
pedih itu..
Aku tetap terdiam..
Kuhampiri gadis kecil yang lemah itu..
Kucoba genggam tangannya yang basah oleh air matanya itu..
Menatap dalam-dalam mata sendu gadis kecil yang lemah itu..
Berusaha mendekap tubuhnya yang lemahnya itu..
Dan menyakininya
kembali, bahwa aku akan tetap selalu ada bersamanya..
- 04 Juni 2012 -